Minggu, 25 November 2012

Objek Wisata Tasikmalaya


Kota Tasikmalaya, kota yang yang berpredikat kota dagang ini terkenal dengan industri kerajinan rakyat berupa bordir, tikar, anyaman, payung dan kelom geulis. Sektor pariwisata saat ini belum menjadi unggulan, namun perkembangannya terus berjalan seiring dengan industri kerajinan yang telah maju. Objek dan daya tarik wisata unggulan kota Tasikmalaya antara lain sentra industri bordir dan factory outlet, wisata agro di Kawasan Urug, wisata alam di Situ Gede dan Situ Lingga Yoni. 


Selain lokasi kota Tasikmalaya ada lagi wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang menawarkan kegiatan wisata alam, budaya serta minat khusus diantaranya berlokasi di kawasan Gunung Galunggung, kawasan Ziarah Pamijahan, Pantai Cipatujah, Pantai Pamayangsari, Pantai Sindangkerta, Goa Antek, Goa Daha, Batu Pancangkeupan, dan Curug Dengdeng. Salah satu daya tarik wisata yang sudah terkenal ke mancanegara adalah Kampung Naga, yaitu suatu permukiman tradisional Sunda yang sampai saat ini masih mempertahankan adat istiadat setempat.

Secara keseluruhan Kota dan Kabupaten Tasikmalaya memiliki objek wisata yang sangat potensial. Bentuknya pun cukup variatif. Objek yang ditawarkan tidak semata keindahan alam panorama alam, tetapi ada berbagai objek wisata lain seperti: wisata budaya, wisata religi, wisata agro, wisata kuliner, wisata belanja dan lain-lain.

Objek Wisata Galunggung. Objek ini menawarkan panorama alam yang indah dengan segala keunikannya. Disana pengunjung bisa menikmati keindahan alam, air panas, termasuk bentuk kawah bekas letusan . Kawah Gunung Galunggung merupakan kawasan wisata air panas yang terletak dikaki Gunung Galunggung, sebuah gunung api yang pernah meletus secara dramatis pada tahun 1982.

Cipanas Galunggung terletak 20 km barat laut Tasikmalaya. Dari taman rekreasi air panas Cipanas Galunggung ini wisatawan dapat meneruskan perjalanan mengikuti jalan kecil ke sebuah air terjun kecil dan terus ke kawah Gunung Galunggung sejauh 3 km.

Objek Wisata Budaya. Salah satu objek wisata Budaya yang cukup menarik adalah Kampung Naga. Secara administratif Kampung Naga berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Jarak tempuh dari Kota Tsikmalaya ke Kampung Naga kurang lebih 30 km. Sedangkan dari Kota Garut jaraknya sekitar 26 km. Untuk mencapai perkampungan Naga, kita harus menuruni tangga yang sudah ditembok (disengked ) berjumlah lebih dari 360 anak tangga yang dibuat berkelok hingga ketepi sungai Ciwulan dengan kemiringan sekitar 45 derajat , dan jaraknya sekitar 500 m.

Kampung Naga berada di lembah yang subur. Penduduknya yang bermata pencaharian sebagai petani dan peternak, membuat areal sekitar perkampungan bagaikan hamparan permadani hijau sejauh mata memandang. Sungai Ciwulan adalah sebuah sungai yang menjadi oase bagi penduduk Kampung Naga. Sungai ini sumber airnya berasal dari Gunung Cikuray kabupaten Garut.

Keunikan Kampung Naga adalah kekayaan budayanya. Kampung ini merupakan kampung kecil yang penduduknya sangat teguh dan patuh memegang tradisi nenek moyang secara turun temurun. Masyarakat Kampung Naga hidup pada suatu tatanan yang memiliki suasana kesehajaan dan keharmonisan antara adat istiadat tradisional bercampur dengan kekentalan ajaran agama Islam yang dipeluk. Misalnya saja, upacara-upacara adat yang kerapkali mereka gelar; bentuk dan konstruksi bangunan rumah; dan peralatan rumah tangga yang digunakan yang masih tradisional. Bahkan kampung ini menolak aliran listrik karena ada kekhawatiran terjadi kebakaran.

Objek Wisata Rohani. Goa Pamijahan dan Makam Syeh Abdul Muchyi di Pamijahan, merupakan salah satu Objek Wisata Rohani/Religi yang cukup terkenal di Tasikmalaya. Hingga saat ini lokasi itu diyakini sebagai tempat yang sakral, hingga menjadi salah satu tujuan bagi para peziarah. Di sana ada makam Syeh Abdul Muhyi, yang juga disebut-sebut sebagai murid dari Syeh Abdul Khodir Jaelani, yang dimakamkan di Bagdad Irak.

Selain Pamijahan, Objek Wisata Religi lainnya berupa beberapa pesantren banyak terdapat di Tasikmalaya. Diantaranya yang paling terkenal adalah Pesantren Pager Ageung di kecamatan Ciawi.

Objek Wisata Kuliner. Tasikmalaya memiliki berbagai macam makanan tradisional yang cukup terkenal seperti Opak, Wajit, Ranginang. Rasa dari Opak dan Ranginang ini sangatlah gurih dan lezat, berbahan baku dari beras yang telah dikeringkan dan diberi sedikit bumbu terasi. Sedangkan Wajit adalah makanan bercita rasa manis yang berasal dari beras ketan dan umumnya berwarna coklat karena berbahan baku gula jawa.

Ada sebuah makanan yang sampai kini banyak diminati oleh para wisatawan terutama wisatawan domestik yaitu Tahu Kupat. Walau di kabupaten lainpun di Jawa Barat banyak yang menjajakan makanan khas Jawa Barat ini, tapi yang satu ini memang rasanya lain. Lebih nikmat dan gurih, walaupun dijualnya tidak di restoran mewah. Yang paling terkenal adalah Kupat Tahu Singaparna. Pada hari-hari libur, terutama Saptu dan Minggu pasti pembeli banyak yang terpaksa ngantay untuk membelinya, baik untuk dibawa maupun akan dimakan di tempat itu.

Objek Wisata Alam. Bila kita mengadakan perjalanan ke Tasikmalaya, baik asal dari Cilawu, maupun dari Malangbong, pasti menemukan pemandangan alam sepanjang perjalanan. Kita bisa menyaksikan panorama alam berupa perbukitan dan gunung, terasering persawahan yang bertingkat-tingkat, serta beberapa sungai kecil berkelok-kelok dilereng gunung maupun lembah. Keindahan alam ini terpadu lagi dengan rumah-rumah pedesaan yang khas, hingga terasa memberikan kedamaian para penghuninya maupun pengunjung.

Objek Wisata Alam lainnya yang banyak dikunjungi wisatawan adalah Situ Lengkong, yang terletak sekitar 40 km utara Tasikmalaya, 500 meter dari desa Panjalu. Situ ini merupakan sebuah danau yang tenang dan damai dan ditengahnya terdapat sebuah pulau kecil yang ditutupi pepohonan. Danau ini sebenarnya adalah danau buatan yang terbentuk ketika dahulu penguasa Panjalu yang beragama Hindu membuat bendungan untuk menahan air keluar dari lembah yang berada di tempat ini. Di danau ini pengunjung dapat menyewa perahu untuk berkeliling mendekati pulau di tengahnya.

Objek Wisata Agro. Buah salak di Tasikmalaya terkenal karena rasanya yang khas, yaitu manis dan sedikit masam tapi menyegarkan. Daerah produksinya di Manonjaya. Terkenal sejak jaman kolonial Belanda. Malahan ada informsai, tempo dulu banyak para menak baheula sengaja datang ke Manonjaya untuk santai beristirahat sambil menikmati salak Manonjaya. Dibanding dengan salak Pondoh di Yogyakarta, ternyata salak Manonjaya lebih menyegarkan dan agak besar-besar. Demikian pengakuan para pengemar makan salak.

Selain buah-buahan dan berbagai jenis tanaman pangan, Tasikmalaya sejak dahulu terkenal juga sebagai pusat perikanan darat, terutama sebagai pusat perbenihan berbagai macam ikan. Lokasinya terutama di kecamatan Singaparna. Benih-benih ikan ini banyak dibeli bahkan dipesan oleh pengusaha-pengusaha ikan dari kabupaten lain seperti Garut, Bandung, Cianjur dan sebagainya.

Objek Wisata Budaya/Seni. Walaupun tidak sebanyak kabupaten Bandung, tapi Tasikmalaya pun memiliki berbagai jenis kesenian yang cukup terkenal. Banyak budayawan dan seniman yang berasal dari Tasikmalaya, antara lain mang Koko suwargi, tokoh seni Karawitan yang sudah moyan. Ada juga kesenian wayang golek, dimana salah seorang dalangnya adalah Raden Uca Somantri dari kecamatan Ciawi. Demikian pula para seniman yang membawakan lagu-lagu pop Sunda, dangdut maupun tradisinal seperti neng Ice, Evie Tamala, Cucu Cahyati dan H. Oma Irama yang kasetnya sudah menyebar di USA.

Objek Wisata Belanja. Kerajinan rakyat, juga kain batik Tasikmalaya sampai sekarang masih terkenal. Demikian pula pakaian bordiran, dikabarkan sudah mengglobal sebagai komoditas ekspor. Desa Rajapolah adalah tempat yang menarik untuk membeli barang-barang kerajinan dari rotan dengan harga relatif murah. Desa Rajapolah ini berlokasi 12 km sebelah utara Tasikmalaya, merupakan pusat pembuatan barang kerajinan. Disini wisatawan dapat membeli barang-barang dari rotan atau bambu seperti gelang-gelang, tikar, seruling, hiasan rumah berbentuk anyaman, payung, tas wanita yang terbuat dari pelepah pisang, rotan, mapun kap lampu dari kerang.

Objek Wisata Pantai. Antara lain Pantai Cipatujah. Objek wisata ini lokasi maupun kondisinya sebanding dengan Pantai Pangandaran kabupaten Ciamis. Kalau kita menulusuri sepajang jalan pantai selatan mulai dari Ranca Buaya Garut lewat pantai selatan Tasikmalaya terus ke perbatasan Ciamis, yang kini prasarana jalannya masih sedang terus dibangun, kita akan menyaksikan banyak panorama alam dan pantai yang menakjubkan dan masih asri. Pinggiran pantai banyak tebing-tebing curam, namun begitu indah. Cukup menawan bagi para wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanagara.

Sejarah Kelom Geulis Tasikmalaya


Sejarah Kelom Geulis - Tasikmalaya terkenal dengan berbagai produksi kerajinan di antaranya anyaman, payung geulis, bordir, tikar, mebel kayu dan kelom geulis. Salah satu produk yang mulai punah keberadaanya yaitu sandal kelom geulis. Sekarang kelom geulis mulai tersisihkan dengan hadirnya sandal plastik atau kulit imitasi.

Kelom di ambil dari bahasa belanda ‘kelompen’ yang artinya sandal kayu. Istilah kelom geulis sendiri berasal dari bahasa sunda yang berarti sandal kayu cantik. Sandal kelom biasanya di pakai untuk acara hajatan ataupun acara resmi.
Kelom Geulis terbuat dari kayu mahoni atau albasia. Kelom ini di buat secara manual dengan menggunakan tangan. Agar tampak menarik, kelom di berikan hiasan. Hiasan kelom geulis umumnya adalah hiasan ukiran dengan motif bunga. Sekarang ini, terdapat juga kelom dengan menggunakan hiasan cat air brush dan juga hiasan batik atau yang lebih di kenal dengankelom batik.
Cara pembuatan kelom geulis terdiri dari beberapa tahap. Pertama, kayu mahoni/albasia dipotong sesuai bentuk alas kaki lalu di serut dan di rapikan dengan menggunakan golok. Setelah itu di kelom di keringkan dengan cara di jemur. Cuaca sangat berperan penting dalam pengeringan kelom karena kadar air dari kayu harus rendah. Sehingga apabila di musim hujan cukup menyulitkan para pengrajin untuk mengeringkannya. Sebagai alternatif, pengrajin kelom geulis menggunakan oven.
Setelah kering, kelom di haluskan dengan gerinda. Agar pori pori kayu hilang, kelom di beri cat dasar lalu di cat dengan cara di semprot dan di keringkan. Sebagai pengikat kaki, kelom di beri tali. Tali yang di gunakan yaitu tali dari kulit ataupun beludru.
Kerajinan kelom geulis banyak di produksi sebagai Home Industri. Sentra produksi kerajinan kelom Tasikmalaya terdapat di Desa Setiamulya, Mulyasari, Kersanegara, Sukahurip, Sumelap. Selain itu, terdapat pula di Desa Linggajaya Mangkubumi dan Gobras.
Kelom Khas Tasikmalaya terkenal tidak hanya dalam cakupan nasional tetapi juga internasional. Kelom geulis telah di ekspor ke wilayah Asia Tenggara, Korea, Jepang, Afrika, Panama, Timur Tengah dan sebagian wilayah Eropa.

Payung Geulis




Payung geulis sendiri berbeda dengan payung modern. Terbuat dari kerangka bambu dan batang tiang kayu. Sedang tudungnya terbuat dari kertas dan saat ini mulai dibuat dari kain, sesuai dengan keinginan pasar. Gambaran payung tradisional ini tampak kentara sebagai motif gambar kelom geulis batik.
Payung geulis punya peran lebih yang membuatnya sangat dihargai. Payung geulis pada masa lalu adalah kelengkapan mode mojang Tasikmalaya. Mojang Tasikmalaya yang cantik berkebaya tak akan sempurna kecantikannya bila tidak menggenggam payung jenis ini untuk melindungi wajah ayunya dari sengatan matahari yang terik. Jadilah istilah payung geulis yang berarti payung yang membuat penampilan tambah geulis alias cantik.
Apa yang membuat mojang Tasik melengkapi diri dengan payung geulis. Perhatikan baik-baik payung kertas ini. Segera saja terlihat keindahan memancar dari sana. Ya, keunikan payung geulis adalah adanya lukisan bunga warna-warni yang mendekorasi ruang-ruang pada laipsan penutupnya. Lukisan ini dikerjakan secara manual oleh tangan-tangan terampil mojang Tasikmalaya yang mengekspresikan cinta dan hasratnya dalam membentuk aneka bunga. Di tangan mojang Tasikmalaya payung geulis menjadi karya seni lukis yang mengagungkan keindahan dengan medium paying
Sayang, kini tak banyak mojang Tasikmalaya yang terlihat berkebaya sambil menggenggam payung geulis. Modernisme telah mengubah mode dan fashion hampir di seluruh pelosok bumi. Maka eksistensi payung geulis pun menghadapi tantangan. Namun bukan Orang Tasikmalaya bila tak punya cara cerdik. Payung geulis yang tak lagi dijadikan kelengkapan mode lalu digeser fungsinya sebagai wahana ekspresi seni yang layak dikoleksi. Dengan cara cerdik seperti ini, payung geulis tetap lestari meski jumlah penciptanya dari hari ke hari semakin sedikit.

Gunung Galunggung


Kini, gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter (7.111 feet) di atas permukaan laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya.
Kubah stratovolcano Gunung Galunggung (picture courtesy: volcano.oregonstate.edu)
Terdapat beberapa daya tarik wisata yang ditawarkan antara lain obyek wisata dan daya tarik wanawisata dengan areal seluas kurang lebih 120 hektare di bawah pengelolaan Perum Perhutani.
Obyek yang lainnya seluas kurang lebih 3 hektar berupa pemandian air panas (Cipanas) lengkap dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi dan bak rendam air panas. Gunung Galunggung mempunyai Hutan Montane 1.200 – 1.500 meter dan Hutan Ericaceous > 1.500 meter.
Letusan Gunung Galunggung
1. Letusan tahun 1822
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1822. Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur.
Pasca meletusnya Gunung Galunggung 1982 (picture courtesy: Wikipedia)
Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.
Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar.
Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan inimenewaskan 4.011 jiwa danmenghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.
Petir tampak menggelegar diatas kawah yang sedang meletus pada tahun 1982 (picture courtesy: volcano.oregonstate.edu)
2. Letusan tahun 1894
Letusan berikutnya terjadi pada tahun 1894. Di antara tanggal 7-9 Oktober, terjadi letusan yang menghasilkan awan panas.
Lalu pada tanggal 27 dan 30 Oktober, terjadi lahar yang mengalir pada alur sungai yang sama dengan lahar yang dihasilkan pada letusan 1822.
Letusan kali ini menghancurkan 50 desa, sebagian rumah ambruk bukan karena letusan langsung, namun karena tertimpa oleh hujan abu yang tebal.
Kubah lava di dalam danau kawah, kemudian dinamakan: Gunung Jadi (picture courtesy: volcano.oregonstate.edu)
3. Letusan tahun 1918Pada tahun 1918, di awal bulan Juli, letusan berikutnya terjadi, diawali dengan gempa bumi.
Letusan tanggal 6 Juli ini menghasilkan hujan abu setebal 2-5 mm yang terbatas di dalam kawah dan lereng selatan.
Dan pada tanggal 9 Juli, tercatat pemunculan kubah lava di dalam danau kawah setinggi 85m dengan ukuran 560×440 m yang kemudian dinamakan Gunung Jadi.
4. Letusan tahun 1982Letusan terakhir terjadi pada tanggal 5 Mei 1982 disertai suara dentuman, pijaran api, dan kilatan halilintar. Kegiatan letusan berlangsung selama 9 bulan dan berakhir pada 8 Januari 1983.
Terlihat timbunan lahar pasca meletusnya Gunung Galunggung 1982 (picture courtesy: Wikipedia)
Terlihat timbunan lahar pasca meletusnya Gunung Galunggung 1982 (picture courtesy: Discovery)
Selama periode letusan ini, sekitar 18 orang meninggal, sebagian besar karena sebab tidak langsung (kecelakaan lalu lintas, usia tua, kedinginan dan kekurangan pangan). Perkiraan kerugian sekitar Rp 1 milyar dan 22 desa ditinggal tanpa penghuni.
Letusan pada periode ini juga telah menyebabkan berubahnya peta wilayah pada radius sekitar 20 km dari kawah Galunggung, yaitu mencakup Kecamatan Indihiang, Kecamatan Sukaratu dan Kecamatan Leuwisari.
Tampak pijaran kilat diatas kawah Gunung Galunggung saat meletus di malam hari pada tahun 1982 (picture courtesy: Wikimedia)
Perubahan peta wilayah tersebut lebih banyak disebabkan oleh terputusnya jaringan jalan dan aliran sungai serta areal perkampungan akibat melimpahnya aliran lava dingin berupa material batuan-kerikil-pasir.
Pada periode pasca letusan (yaitu sekitar tahun 1984-1990) merupakan masa rehabilitasi kawasan bencana, yaitu dengan menata kembali jaringan jalan yang terputus, pengerukan lumpur/pasir pada beberapa aliran sungai dan saluran irigasi (khususnya Cikunten I), kemudian dibangunnya check dam (kantong lahar dingin) di daerah Sinagar sebagai ‘benteng’ pengaman melimpahnya banjir lahar dingin ke kawasan Kota Tasikmalaya.
Galunggung eruption 1982
Pada masa tersebut juga dilakukan eksploitasi pemanfaatan pasir Galunggung yang dianggap berkualitas untuk bahan material bangunan maupun konstruksi jalan raya.
Pada tahun-tahun kemudian hingga saat ini usaha pengerukan pasir Galunggung tersebut semakin berkembang, bahkan pada awal perkembangannya (sekitar 1984-1985) dibangun jaringan jalan Kereta Api dari dekat Station KA Indihiang (Kp. Cibungkul-Parakanhonje) ke check dam Sinagar sebagai jalur khusus untuk mengangkut pasir dari Galunggung ke Jakarta.
Letusannya juga membuat British Airways Penerbangan 009 tersendat, di tengah jalan (lihat video Air Crash Investigation dibawah halaman).
Mengganggu Penerbangan British Airways-9British Airways (BA) Penerbangan 009 adalah sebuah penerbangan British Airways yang dimulai dari Heathrow, London menuju Auckland di Australia, dengan pemberhentian di Bombay, Madras, Kuala Lumpur, Perth, dan Melbourne.
Pada 24 Juni 1982, rute ini dipakai oleh City of Edinburgh, nama sebuah 747-236B nomor registrasi G-BDXH. Pesawat tersebut terbang menuju awan abu gunung berapi dari letusan Gunung Galunggung dimalam hari, membuat seluruh mesin mati, dan mesin mati tersebut tidak diketahui kru darat karena terganggunya sistim radio.
Kejadian bermula setelah BA-9 transit di Kuala Lumpur selama perjalanannya dari London. Kemudian pesawat melanjutkan penerbangan ke selatan, arah Auckland di Australia sebagi tujuan terakhirnya.
Ilustrasi pesawat jumbo jet Boeing 747 British Airlines penerbangan-9 saat melewati awan debu. Terlihat debu panas gunung Galunggung menghantam badan pesawat dan membuat badan serta sayap terlihat berpendar dan bercahaya lalu debu Galunggung mematikan keempat mesinnya. 

Pariwisata Tasikmalaya


Kota Tasikmalaya berada persis di tengah-tengah jantung bumi Priangan Timur dan Selatan, diapit oleh Ciamis dengan objek wisata Pangandaran-nya yang telah melegenda, Sumedangdengan objek wisata museum yang menyimpan sejarah perkembangan bumi priangan, danGarut dengan objek wisata Cipanas-nya yang tersohor. Dengan Posisi Kota Tasikmalaya yang sangat strategis tersebut menjadikan kota ini sebagai Pusat MICE terbesar di Jawa Barat setelah Kota Bandung dan Kota Bogor. Banyak para pelaku tujuan bisnis, wisata, industri, pendidikan, dan lain-lain menjadikan Kota Tasikmalaya sebagai tempat yang tepat untuk memulai aktivitasnya dan dijadikan base camp dari seluruh penjuru Pulau Jawa yang hendak ke Bumi Priangan.Kota Tasikmalaya memiliki segudang potensi pariwisata, diantaranya adalah wisata alam, kerajinan, wisata belanja, wisata religi, seni, budaya, UKM, dll. Dalam potensi UKM dan kerajinan masyarakat, Kota dan Kabupaten Tasikmalaya memiliki jumlah UKM terbesar setelah Bandung Raya (Kota BandungKota CimahiKabupaten BandungKabupaten Bandung Barat) di Jawa Barat. Kota ini memiliki segudang kerajinan beraneka bentuk dan rupa yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja. Dengan banyaknya UKM yang tersebar di kota ini, Kota Tasikmalaya disebut juga sebagai Kota UKM. Kerajinan khas Tasikmalaya antara lain adalah Bordir Tasikmalaya yang telah mendunia, Payung Geulis yang telah menjadi ikon Jawa Barat, Kelom Geulis, sandal tradisional asli buatan bangsa Indonesia, batik Tasikmalaya yang tidak kalah dari batik-batik lainnya di Pulau Jawa dengan ciri khasnya, dan kerajinan–kerajinan lainnya. Kota ini memiliki panorama alam seperti Situ Gede, Gunung Galunggung, Cipatujah, dan objek wisata lainnya ditata menjadi objek wisata alam yang menawan, sehingga sangat potensial dijadikan sebagai kota tujuan wisata di Indonesia.Saat ini, Kota Tasikmalaya tengah gencar-gencarnya mengadakan berbagai macam festival berskala nasional maupun internasional seperti Tasik Festival(TAFFEST), Tasik Open 2010 dalam bidang olahraga tingkat nasional,Festival Kuliner TasikmalayaTasikmalaya Craft and Culture Festival, dan festival-festival lainnya yang rutin diadakan tiap tahun di kota ini. Hal ini membuat perekonomian di Kota Tasikmalaya benar-benar menggeliat dan maju, karena banyaknya antusiasme para pengunjung dari seluruh Indonesia yang hendak menyaksikan langsung kemeriahan festival-festival tersebut. Tentunya festival-festival tersebut memperkenalkan Tasikmalaya di mata Indonesia dan mancanegara serta mengangkat perekonomian warga Tasikmalaya itu sendiri tentunya. Oleh karena itu juga, kini nama Tasikmalaya dikenal sebagai kota modern yang menjunjung tinggi kearifan budaya lokal, budaya Sunda khas Tasikmalaya.

Tasik tempo dulu


Kantor assistent-resident (1900-1921)


Rumah Sakit Umum Tasikmalaya di sekitar tahun 1925


Hotel "Centraal" di tahun 1920-an


Menara Eiffel di Tasikmalaya (difoto pada zaman Hindia-Belanda)

Pelantikan Walikota dank Wakil nya Tasikmalaya periode 2012/2017

Kota Tasikmalaya (14/11/2012) Pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Tasikmalaya terpilih periode 2012-2017 di Aula Gedung DPRD Kota Tasikmalaya berlangsung khidmat. Gubernur Jawa Barat H. Ahmad Heryawan melantik Drs. H. Budi Budiman selaku Walikota dan Ir. H. Dede Sudrajat, MP selaku Wakil Walikota Tasikmalaya.
Pada kesempatan ini, Gubernur juga memberikan penghargaan kepada Drs. H. Syarif Hidayat M.Si setelah memasuki masa purna bakti sebagai Walikota pada periode 2007-2012 dan Ir. H. Dede Sudrajat, MP.

Wakil Walikota Tasikmalaya


Nama Lengkap:Ir. H. Dede Sudrajat, MP
Tempat/ Tgl Lahir:Tasikmalaya/ 23 Maret 1963
Agama:Islam
Istri:Dra. H. Rohmulyana
Alamat Rumah:Jl. Ir. H. Juanda No. 31 Tasikmalaya
Alamat Kantor:Jl. Letnan Harun No. 1 Tasikmalaya

I. RIWAYAT PENDIDIKAN
  1. SDN Gunung Tanjung, Lulus Tahun 1976
  2. SMPN Gunung Tanjung, Lulus Tahun 1979
  3. SMA Islam Cipasung, Lulus Tahun 1983
  4. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Lulus Tahun 1991
  5. Magister Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Lulus Tahun 2004
II. RIWAYAT PEKERJAAN
  1. Retailer Kelontongan dan Bahan Bangunan
  2. Pabrik Tepung Tapioka
  3. Direktur Eksekutif PT. HS Budiman 45 Tasikmalaya
III. PENGALAMAN ORGANISASI
  1. Anggota IKA Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
  2. MPC PPP Kecamatan Gunung Tanjung
  3. Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tasikmalaya
  4. Bendahara Komite Sekolah Kecamatan Manonjaya
  5. Ketua IPHI Kecamatan Gunung Tanjung
  6. Anggota Jamaah Pengajian Pesantren Maniis Gunung Tanjung

WaliKota Tasikmalaya periode 2012/2017


Nama Lengkap:Drs. H. Budi Budiman
Tempat/ Tgl Lahir:Tasikmalaya, 27 April 1965
Agama:Islam
Istri :Dra. Hj. Eti Atiah
Alamat Rumah:-
Alamat Kantor:Jl. Letnan Harun No. 1 Tasikmalaya
I.   RIWAYAT PENDIDIKAN
  1. SDN Galunggung I Kota Tasikmalaya, Lulus Tahun 1976
  2. SMPN 1 Kota Tasikmalaya, Lulus Tahun 1980
  3. SMAN 2 Kota Tasikmalaya, Lulus Tahun 1983
  4. Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya, Sarjana Pendidikan FKIP - Matematika, Lulus Tahun 1988
II.  RIWAYAT PEKERJAAN
  1. Ketua Pengurus Harian STT YBSI Kota Tasikmalaya, Tahun 2010 - sekarang;
  2. Pimpinan Maya Taxi Kota Tasikmalaya, Tahun 2007 - sekarang;
  3. Executive Director MAYASARI PLAZA Kota Tasikmalaya, Tahun 2006 - sekarang;
  4. Komisaris Bank Syariah BPRS Al-Wadi'ah Kota Tasikmalaya, Tahun 2006 - sekarang;
  5. Pengelola Lembaga Pendidikan LP3I Kota Tasikmalaya, Tahun 2002 - sekarang;
  6. Wakil Direktur PO. Doa Ibu Kota Tasikmalaya, Tahun 1999 - sekarang;
  7. General Manager PT. Mayagraha Perdana Jaya, Panitia Pelaksana Pembangunan Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Tahun 1996-sekarang;
  8. Direktur PT. Cakra Putra Parahiyangan / Cakra Motor, Tahun 1993 - sekarang;
  9. Pengusaha Angkutan Kota Tasikmalaya, Tahun 1990 - sekarang;
  10. Guru di SMAN 1 Kota Tasikmalaya, tahun 1989 - 1995.
III.  PENGALAMAN ORGANISASI
  1. Ketua DPC PPP Kota Tasikmalaya, Tahun 2010 - 2015;
  2. Panitia Pelaksana Pembangunan Mesjid Agung Kota Tasikmalaya, Tahun 2000 - 2002;
  3. Panitia Pelaksana Pembangunan Mesjid Agung Kabupaten Tasikmalaya, Tahun 2009 - sekarang;
  4. Pengurus BAZ Kota Tasikmalaya, Tahun 2009 - sekarang;
  5. Ketua Yayasan Islam Bojong Kota Tasikmalaya, Tahun 2006 - sekarang;
  6. Pengurus MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) Kota Tasikmalaya, Tahun 2006 - sekarang
  7. Pendiri Mesjid Attiyah Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya, Tahun 2004;
  8. Pengurus ORGANDA Kota Tasikmalaya, Tahun 2003 - sekarang.

ini adalah peta tempat wisata di tasik

Sejarah Tasik


Cikal bakal Kabupaten Tasikmalaya berasal dari Umbul Surakerta dengan ibukotanya Dayeuh Tengah. Daerah ini sekarang menjadi nama sebuah desa yang termasuk ke dalam Kecamatan Salopa, kira-kira 5 km sebelah Timur Kecamatan Sukaraja. Pada waktu itu, penguasa Negara Surakerta bernama Sareupeun Cibuniagung. Ia memiliki seorang puteri tunggal yang bernama Nyai Punyai Agung (Ageng). Nyai Punyai Agung menikah dengan Entol Wiraha yang menggantikannya menjadi penguasa Surakerta. Dari perkawinan tersebut lahirlah Wirawangsa, yang berkuasa di Surakerta menggantikan ayahnya.
Sewaktu Wirawangsa berkuasa, Surakerta statusnya menjadi umbul. Umbul Surakerta termasuk  wilayah Priangan yang dipegang oleh Dipati Ukur Wangsanata.
Ketika Dipati Ukur diperintah Sultan Agung untuk menyerang Batavia bersama-sama tentara Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Bahurekso, Dipati Ukur membawa sembilan umbul, di antaranya, Umbul Surakerta, Wirawangsa. Tetapi Dipati Ukur gagal dalam penyerangan itu. Ia bersama sebagian tentaranya mengundurkan diri ke Gunung Pongporang yang terletak di Bandung Utara dekat Gunung Bukitunggul. Tindakannya dianggap oleh Mataram sebagai pemberontakan sehingga Dipati Ukur dikejar-kejar tentara Mataram.
Karena tindakan Dipati Ukur itu dianggap membahayakan, Sultan Agung memerintahkan untuk menangkapnya hidup atau mati dengan suatu perjanjian, bahwa barangsiapa yang berhasil menangkap Dipati Ukur akan diberi anugerah. Pada waktu itu yang menjadi bupati wedana di Priangan sebagai pengganti Dipati Ukur adalah Pangeran Rangga Gede, dan diminta untuk menangkap Dipati Ukur, tetapi tidak berhasil karena dia meninggal pada waktu menjalankan perintah itu.
Dipati Ukur tertangkap di daerah Cengkareng sekarang oleh tiga umbul Priangan Timur, kemudian dibawa ke Mataram, dan oleh Sultan Agung dijatuhi hukuman mati. Ketiga umbul yang ikut menangkap Dipati Ukur adalah Umbul Surakerta Ki Wirawangsa, Umbul Cihaurbeuti Ki Astamanggala, dan Umbul Sindangkasih Ki Somahita. Ketiga umbul tersebut juga menangkap delapan umbul lainnya yang biluk (setia) kepada Dipati Ukur. Atas jasanya, ketiga umbul tersebut diangkat menjadi mantri agung di tempatnya masing-masing. Ki Wirawangsa diangkat menjadi mantri agung Sukapura dengan gelar Tumenggung Wiradadaha, Ki Astamanggala diangkat menjadi mantri agung Bandung dengan gelar Tumenggung Wiraangun-angun, dan Ki Somahita menjadi mantri agung Parakanmuncang digelari Tumenggung Tanubaya.
Setelah diangkat menjadi mantri agung Sukapura, kota kabupaten pun dipindahkan dari Dayeuh Tengah di Sukakerta ke Leuwi Loa (wilayah desa Sukapura) daerah Sukaraja sekarang, terletak di tepi sungai Ciwulan. Oleh karena ibukota pindah ke Sukapura, nama kabupaten pun disebut Kabupaten Sukapura. Perubahan nama Leuwi Loa menjadi Sukapura berdasarkan alasan karena di Leuwi Loa didirikan pura yang bermakna ‘kraton’ dan suka bermakna ‘asal’ atau ‘tiang’. Jadi, sukapura bermakna jejernya karaton karena di tempat inilah berdirinya bupati Sukapura yang pertama.
Raden Tumenggung Wiradadaha (Wiradadaha I) yang berjasa mendirikan Kabupaten Sukapura wafat, dan dimakamkan di Pasir Baganjing sehingga terkenal dengan sebutan Dalem Baganjing.
Pengganti Wiradadaha I adalah putranya yang ketiga yang bernama Raden Jayamanggala dengan gelar raden Tumenggung Wiradadaha II. Namun, Wiradadaha II tidak lama berkuasa karena pada tahun pengangkatannya sebagai tumenggung meninggal dunia karena dihukum mati. Keluarganya hanya mendapatkan tambela (keranda) yang berisi mayat Wiradadaha II. Oleh karenaitu, Wiradadaha II terkenal dengan julukan Dalem Tambela.
Setelah meninggal dunia, Raden Wiradadaha II digantikan oleh adiknya yang bernama Raden Anggadipa I, putra keempat Wiradadaha I. Setelah menjadi bupati, Raden Anggadipa bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha III. Dia terkenal sebagai bupati Sukapura terkaya dan memiliki anak sebanyak 62 orang hingga ia dikenal dengan Dalem Sawidak.
Setelah meninggal dunia, Wiradadaha III digantikan oleh anaknya Raden Subangmanggala dengan gelar Raden Tumenggung Wiradadaha IV. Raden Wiradadaha IV meninggal dunia dan dimakamkan di Pamijahan dekat gurunya Syeh Abdul Muhyi dan dikenal dengan sebutan Dalem Pamijahan.
Raden Wiradadaha IV digantikan oleh anak angkatnya yang bernama Raden Secapati. Raden Secapati adalah cucu Dalem Tamela. Setelah diangkat menjadi bupati, dia menggunakan nama Raden Tumenggung Wiradadaha V, tetapi lebih dikenal dengan sebutan Dalem Tumenggung Secapati.
Setelah wafat, Wiradadaha V digantikan oleh putranya yang bernama raden Jayangadireja dengan gelar Raden Tumenggung Wiradadaha VI. Ia menikahi putri bupati Parakanmuncang. Karena sering bertolak belakang dengan pemerintah Kolonial, Wiradadaha VI mengundurkan diri, dan digantikan oleh anaknya Raden Jayamanggala II dengan gelar Raden Tumenggung Wiradadaha VII atau Raden Adipati Wiratanubaya. Karena dimakamkan di Pasirtando, beliau terkenal dengan sebutan Dalem Pasirtando.
Pengganti Wiradadaha VII adalah putranya yang kelima Raden demang Anggadipa dengan gelar Raden Tumenggung Wiradadaha VIII. Ia terkenal dengan sebutanh Dalem Sepuh. Ketika ia menolak menanam nila, Wiraradaha VIII dipecat, Sukapura dialihkan ke Kabupaten Limbangan.
Kabupaten Sukapura didirikan kembali dengan bupatinya turunan bupati Sumedang, yakni raden Tumenggung Surialaga, yang lebih dikenal dengan sebutan Dalem Talun. Dua tahun kemudian, Dalem Talun mengundurkan diri, kabupaten Sukapura diserahkan kembali ke bupati Limbangan. Namun, selanjutnya dikembalikan lagi ke Wiradadaha VIII dari bupati Limbangan, kecuali daerah Suci dan Panembong.
Pada masa kekuasaan Widadaha VIII, Sukapura memiliki wilayah yang sangat luas. Wilayahnya meliputi sebagian dari Sumedang: Malangbong, Ciawi, Indihiang, Singaparna, dan Tasikmalaya; sebagian dari Galuh: Pasirpanjang, Banjar, Kawasen, Parigi, Cijulang, Mandala, Cikembulan, dan Kalipucang. Wilayah Sukapura asalnya hanya distrik Mangunreja, Panyeredan, Taraju, Sukaraja, Parung, Karang, Cikajang, batuwangi, Nagara (Pameungpeuk), tanah yang luas ini disebut Tanah Galunggung.
Karena terlalu luas, Kabupaten Sukapura dibagi tiga bagian, yakni afdeeling Sukapura Kolot, Sukapura, dan Tasikmalaya. Sukapura Kolot dengan ibukota Mangunreja meliputi dua afdeling, yakni afdeeling Mangunreja (Panyeredan, Karang, Sukaraja, Taraju, Parung), dan afdeeling Cikajang (Batuwangi, Kandangwesi, Nagara, dan Selacau). Sukapura meliputi dua afdeeling, yakni afdeeling Manonjaya (Pasirpanjang, Banjar, Kawasen) dan afdeeling Parigi (Parigi, Cijulang, Mandala, Cikembulan, dan Kalipucang). Afdeeling Tasikmalaya Tasikmalaya mencakup Ciawi, Indihiang, dan Malangbong.
Setelah memiliki wilayah yang luas, ibukota Sukapura di Sukaraja dipindahkan ke Manonjaya. Pada waktu itu, Wiradadaha VIII wafat dan dimakamkan di Tanjung Malaya. Kemudian digantikan oleh adiknya R.T. Danuningrat dengan gelar R.T. Wiradadaha IX, yang membangun Kota Manonjaya. Setelah wafat, Danuningrat digantikan Raden Rangga Wiradimanggala dengan gelar R.T. Wiratanubaya sebagai bupati Sukapura X.
Setelah wafat, R.T. Wiratanubaya lebih dikenal dengan sebutan Dalem Sumeren. Karena tidak punya anak, Wiratanubaya digantikan oleh Raden Rangga Tanuwangsa dengan gelar raden Wiraadegdaha (bupati Sukapura XI). Kemudian digelari Adipati sehingga namanya menjadi Raden Adipati Wiraadegdaha. Karena diturunkan dari jabatannya, R.A. Wiraadegdaha pindah ke Bogor dan terkenal dengan sebutan Dalem Bogor. Jabatannya digantikan adiknya Raden Demang Danukusumah, patih Manonjaya. Setelah menjadi bupati, namanya menjadi R.T. Wirahadiningrat, bupati Sukapura XII. Dia pernah diberi gelar adipati, mendapat payung kuning, dan Bintang Oranye Nassau, sehingga mendapat sebutan Dalem Bintang.
Dalem Bintang wafat. Penggantinya adalah Raden Rangga Wiratanuwangsa, putranya Dalem Bogor. Setelah menjadi bupati, diganti namanya menjadi R.T. Wiraadiningrat, bupatui Sukapura XIII. Pada masa ini, ibukota Sukapura dipindahkan dari Manonjaya ke Tasikmalaya. Dia bupati pertama yang mendapat gelar aria, sehingga terkenal dengan sebutan Dalem Aria.
Setelah wilayah afdeeling Mangunreja menjadi bawahan Sukapura, dan afdeeling Cikajang menjadi bawahan Kabupaten Limbangan, sedangkan Distrik Malangbong dibagi dua, yakni sebagian bawahan Limbangdan dan sebagian bawahan Sumedang. Sejak itulah, Sukapura berubah nama menjadi Tasikmalaya.
Pada awalnya daerah yang disebut Sukapura itu bernama Tawang atau Galunggung. Sering juga disebut Tawang-Galunggung. Tawang berarti ‘sawah’ atau ‘tempat yang luas terbuka’. Penyebutan Tasikmalaya muncul untuk pertama kali setelah Gunung Galunggung meletus sehingga wilayah Sukapura berubah menjadi Tasik ‘danau, laut’ dan malaya dari (ma)layah bermakna ‘ngalayah (bertebaran)’ atau ‘deretan pegunungan di pantai Malabar (India)’. Tasikmalaya mengandung arti ‘keusik ngalayah’, maksudnya banyak pasir di mana-mana.